Sejak ribuan tahun yang lalu hingga saat ini madu dikenal sebagai salah satu pangan alami yang memiliki manfaat penting dalam segi pangan, kesehatan, dan kecantikan. Dimana sering kita ketahui dalam segi pengolahan pangan, madu dapat digunakan sebagai pemanis, penyedap makanan, ataupun campuran minuman lainnya. Sedangkan dalam segi kesehatan, khasiat madu dapat digunakan sebagai obat – obatan tradisional yang dapat membantu mengobati penyakit pernafasan, pencernaan, luka bakar, dan lain sebagainya. Selain itu dari segi kecantikan, madu juga dapat digunakan sebagai membantu melembabkan, menghaluskan, mencerahkan kulit, dan lain sebagainya.

            Pada kandungan madu terdapat asam amino, karbohidrat, protein, serta beberapa jenis vitamin dan mineral yang mudah untuk diserap oleh tubuh. Selain itu, madu juga mengandung zat antibiotic yang berfungsi untuk melawan bakteri penyebab infeksi. Madu dapat menghambat pertumbuhan bakteri pathogen seperti Escherichia coli, Listeria monocytogenes, dan Staphylococcus aureus (Mundo et al., 2004). Diketahui juga bahwa madu dapat menghambat kerusakan daging kalkun kemas yang telah dilakukan oleh Antony et al., (2006). Dimana pada penelitiannya menggunakan penambahan madu dalam konsentrasi tertentu, sehingga potongan daging pada kalkun kemas memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan dengan daging kalkun kemas tanpa penambahan madu. Oleh sebab itu madu dapat berfungsi sebagai zat anti bakteri. Menurut beberapa penelitian, aktivitas anti bakteri pada madu dipengaruhi oleh :

  1. Hidrogen Peroksida

pada mekanisme hydrogen peroksida dalam menghambat pertumbuhan bakteri yaitu, dengan mendenaturasi protein dan menghambat sintesis atau fungsi dari asam nukleat bakteri (Molan dalam Romi, 2019).

2. Senyawa Flavonoid

Mekanisme senyawa flavonoid sebagai perusak membran sel bakteri dengan cara menghambat sintesis makro molekul, mendepolarisasi membrane sel dan menghambat sintesis RNA, DNA dan protein, fungsi membrane sitoplasma dan metabolisme energy bakteri (Berlian et al., 2016).

3. Minyak Atsiri

Mekanisme minyak atsiri yaitu sebagai perusak dinding sel pada bakteri.

4. Senyawa Organik Lainnya.

Hal yang mempengaruhi sifat anti bakteri menurut Puspitasari dalam Romi, 2019 adalah :

  1. Osmolaris yang tinggi,
  2. aktivitas air rendah,
  3. pH rendah.

sehingga tingkat keasaman madu menjadi tinggi. Selain itu, sumber nektar yang berbeda akan mempengaruhi sifat madu yang dihasilkan oleh lebah, diantaranya dari segi warna, rasa, dan komponen madu (Suranto dalam Romi 2019). Kemampuan madu hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain :

  1. hydrogen peroksida (H2O2),
  2. Keasaman (pH),
  3. tekanan osmotik.

Selain itu, Sifat anti bakteri juga dipengaruhi oleh efek osmolaritas yang tinggi, aktivitas air rendah, pH rendah sehingga tingkat keasaman madu menjadi tinggi (Puspitasari dalam romi, 2019). Semakin banyak senyawa antimikroba yang terdapat dalam madu maka semakin bagus untuk menghambat pertumbuhan mikroba.

Oleh : Linda Nurul Izah (IMAGO)

Daftar Pustaka :

Antony, S., J.R. Rieck, J.C. Acton, I.Y. Han, E.L. Halpin, Dan P.L. Dawson, 2006. Effect Of Dry Honey On The Self Life Of Packaged Turkey Slice. Poultry Science 85 : 1811-1820.

K. A. Ria, Dan C. Sindi. 2021. Uji Aktivitas Antibakteri Madu Hitam Pahit Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Esherichia Coli Di Laboratorium Analis Kesehatan Politeknik Piksi Ganesha Bandung. Jurnal Informasi Kesehatan, Vol. 5 (1).

Molan P.C. (1992). The Antibacterial Activity Of Honey. Bee World

Mundo, M.A., Olga I. Padilla-Zakour, And R.W. Worobo, 2004. Growth Inhibition Of Food Pathogens And Food Spoilage Organisms By Selected Raw Honeys. International Journal Of Microbiology 97 : 18

Puspitasari, I. 2007. Rahasia Sehat Madu. Yogyakarta : B First.

S. Romi. 2019. Kemampuan Madu Hitam Dalam Menghambat Kebutuhan Bakteri Pseudomonas Aeruginosa. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Vol. 6 (4).

Suranto, A. 2007. Terapi Madu. Jakarta : Penebar Plus.

Zainal Berlian, Awalul Fatiqin, Eka Agustina, Penggunaan Perasan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dalam Menghambat Bakteri Escherichia Coli Pada Bahan Pangan (Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 ; Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Uin Raden Fatah Palembang) H. 55-56.