Hallo sobat! Sudah pada tahu belum ternyata campuran teh dengan madu dapat memberikan manfaat lho. Yuk disimak penjelasannya..

Pada dasarnya kedua jenis bahan ini memiliki manfaat yang luar biasa. Teh mengandung senyawa polifenol yang cukup besar yakni katekin dan theaflavin. Senyawa ini mengandung antioksidan yang dapat mencegah dari radikal bebas. Katekin pada teh bersifat antibakteri, antivirus, antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah, dan menghambat pertumbuhan sel kangker (Nirmaladewi, dkk, 2008). Selain itu, katekin pada teh dapat menghambat produksi angiotensin yang berperan dalam meningkatkan tekanan darah.

Madu merupakan bahan pangan yang memiliki rasa manis dan memiliki manfaat yang tinggi. Menurut Sarwono (2007) Madu mengandung nilai gizi yang cukup tinggi, diantaranya madu mengandung B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nektar dan serbuk sari. Madu memiliki komponen kimia yang memiliki efek koligemik yakni zat asetil kolin. Asetil kolin berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan menurunkan tekanan darah (Surantono, 2008). Selain itu, madu kaya akan antioksidan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Lalu, apakah penggunaan madu dalam teh lebih sehat dibandingkan gula pasir ?

Secara umum madu dan gula pasir dalam pembuatan teh memiliki fungsi yang sama sebagai pemanis alami. Kandungan yang dimiliki keduanya juga sama yakni gula sederhana (fruktosa dan glukosa), serta memiliki total kalori yang tinggi. Namun pemakaian madu dinilai lebih sehat dibandingkan gula pasir. Madu memiliki kandungan gizi lain selain dari karbohidrat (gula sederhana) yakni vitamin, mineral, enzim, dan senyawa aktif lainnya. Hal ini juga sesuai dengan Purwata dkk, (2010) dalam Latumahina et al, (2011), Madu memiliki komponen-komponen aktif yang berfungsi sebagai antioksidan, yaitu vitamin A, vitamin C dan vitamin E, enzim, flavonoid dan beta karoten. Sedangkan gula pasir hanya mengandung glukosa dan fruktosa saja.

Madu memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan gula pasir. Oleh karena itu, bagi penderita diabetes lebih sehat memilih madu dibandingkan pemakaian gula pasir. Tetapi kandungan kalori pada madu lebih tinggi, sehingga hal ini dapat dijadikan perhatian khusus bagi penderita obesitas.

Tidak hanya gula pasir yang memiliki batasan maksimum dalam pengkonsumsiannya, tapi madu juga tidak boleh dikonsumsi secara berlebih. Hal ini, didalam madu sama-sama mengandung kadar gula (karbohidrat) yang tinggi. Menurut anjuran menteri kesehatan, bahwa dalam sehari orang dewasa dapat mengkonsumsi gula maksimal 30 gr atau setara 7 sdt, sedangkan 24 gr atau 6 sdt bagi anak-anak. Dengan ini, dapat mencegah dari berbagai penyakit yang dapat ditimbulkan dari konsumsi gula berlebih salah satunya adalah diabetes.

Bagaimana khasiat mengkonsumsi teh dengan madu ?

Ada beberapa penelitian yang menjelaskan manfaat kombinasi teh dan madu, diantarnya :

1. Antioksidan

Menurut Eunike et al, (2016), penambahan madu dapat mempengaruhi kemampuan menangkal radikal bebas DPPH. Dalam penelitiannya, kemampuan menangkal radikal bebas dipengaruhi oleh adanya total fenol dan flavonoid yang terkandung dalam sampel. Senyawa lain seperti enzim-enzim dan asam organik dalam madu, serta interaksi sinergisme senyawa dalam madu dan beluntas-teh hitam juga dapat mendukung kemampuan aktivitas antioksidan. Jadi dengan penambahan teh dan madu dapat meningkatkan kandungan antioksidan sehingga mampu mencegah dari radikal bebas yang dapat memicu gangguan kesehatan seperti kanker.

2. Bersifat Antibakteri

Menurut Anggraenia et al, (2016), bahwa Seiring dengan meningkatnya konsentrasi madu, total asam semakin tinggi karena asam-asam organik yang terlarut semakin bertambah. Asam organik yang terdapat dalam teh meliputi asam oksalat, asam malat, asam sitrat, asam isositrat, asam suksinat, asam kuinat, asam askorbat (Harbowy dan Balentine, 1997), asam kafeat dan asam tanat (Srivastava et al., 2008). Hal ini kondisi total asam meningkat, maka derajat keasamannya (pH) rendah. Dengan ini, bahwa teh madu bersifat asam dan dapat bersifat sebagai antibakteri.

Sifat antibakteri ini akan membuat pertahanan tubuh untuk melawan dan mengeluarkan bakteri atau virus jahat dalam tubuh. Sehingga dengan ini dapat mencegah munculnya penyakit yang diakibatkan oleh bakteri atau virus seperti Salmonella (Typus), E. coli (Diare), Shigella (Disentri), dan masih banyak lagi.

3. Membersihkan Rongga Mulut

Teh hijau mempunyai beberapa komponen aktif salah satunya adalah polifenol. Kandungan polifenol didominasi oleh katekin, suatu senyawa aktif dalam melindungi gigi dari karies karena memiliki aktivitas anti-streptococcal dan menghambat enzim yang penting dalam fermentasi sukrosa yang menghasilkan asam laktat (Araghizadeh, et al., 2013).

Dalam penelitian Wahyuni et al, (2016), diketahui bahwa perlakuan sediaan kombinasi dengan konsentrasi teh hijau 50% dan madu 12,5% dan konsentrasi teh hijau 100% dan madu 25% mampu mengurangi jumlah koloni bakteri lebih banyak dibandingkan pada sediaan tunggalnya. Pengurangan koloni bakteri ini memperlihatkan bahwa terdapat efek antibakteri pada sediaan teh hijau dan madu. Efek antibakteri disebabkan oleh adanya beberapa komponen aktif dalam teh hijau yaitu flavonoid berupa katekin.

Hallo, Sobat Imago !, Sudah jelas belum paparan tentang khasiat campuran teh dengan madu?. Namun dalam penggunaanya campuran teh dengan madu dilakukan dengan air hangat ya Sobat, agar khasiat madu tidak berkurang. Selain itu, untuk menambah manfaat minuman madu dan teh, Sobat harus menggunakan madu asli. Nah, salah satunya adalah produk madu dari Imago Raw Honey yang menggunakan madu asli 100% dan dengan kualitas yang baik lho. Salah satunya ada Rosewood Honey (Madu asli dari lebah Apis Mellifera), dan Black Honey Bitter (Madu asli dari lebah Apis Dorsata). Untuk mengetahui info lanjutnya, Sobat bisa kunjungi di website www. imagorawhoney.com ; @imagorawhoney @bumi.orange atau via WA di +628 1689 3344.

Sumber :

Nirmaladewi A, Handajani J, Regina TC. Saliva and Gingivitis Status on Gingivitis Patiens After Gargling Epigalocatechingallate (EGCC) Obtain from Green Tea (Camelia sinensis) Extract. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 2008.

A. Wahyuni, Dewi, N., dan Budiarti, L. Y. 2016. Uji efektivitas antibakteri sediaan tunggal dibandingkan kombinasi seduhan daun teh hijau (Camellia sinensis) dan madu. Jurnal Kedokteran Gigi, Vol. 1 (2):113-118.

Sarwono, B., 2007, Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis, Penerbit AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Latumahina, G.J., P. Kakisina, dan M. Moniharapon. 2011. Peran Madu sebagai Antioksidan dalam Mencegah Kerusakan Pankreas Mencit (Mus musculus) Terpapar Asap Rokok Kretek, Molucca Medica 4(1): 106-116. Lawless, H.T. and H. Heymann. 1999. Sensory Evaluation of Food: Principles and Practices. New York: Aspen Publisher, Inc. Hal 362-363.

Anggraenia, O. C., Widyawatia, P. S., dan T. D. W. Budianta. 2016. Pengaruh konsentrasi madu terhadap sifat fisikokimia dan sifat organoleptik minuman beluntas-teh hitam dengan perbandingan 25:75% (B/B). Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 15 (1):30-35.

Eunike, I. D., Widyawati, P. S., dan T. D. W. Budianta. 2016. Pengaruh penambahan madu terhadap aktivitas antioksidan minuman beluntas-teh hitam dengan perbandingan 25:75% (B/B). Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 15 (1):13-18.

Harbowy, M.E. and D.A. Balentine. 1997. Tea Chemistry. Critical Reviews in Plant Science 16 (5):415-480. Hariyati, L.F. Aktivitas Antibakteri Berbagai Jenis Madu Terhadap Mikroba Pembusuk (Pseudomonas fluorescens FNCC 0071 dan Pseudomonas putida FNCC 0070), Skripsi S-1, Teknologi Hasil Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hal 7.

Srivastava, R., A. Singh, S. Misra, U. Singh, and A. Tiwari. 2008. Analysis of Phenolic Acids in Some Samples of Indian and Nepal Tea by High Performance Liquid Chromatography. The Internet Journal of Alternative Medicine 6(2).

Araghizadeh A, Kohanteb J, Mehdi Fani M. Inhibitory Activity of Green Tea (Camellia sinensis) Extract on Some Clinically Isolated Cariogenic and Periodontopathic Bacteria. Medical Principles and Practice. 2013; 22: 368-3

Surantono. 2008. Dalam Puspitasari, E. 2016. Pengaruh pemberian teh hijau dan madu terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 24 kelurahan pringgokusuman Yogyakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas ‘Aisyiyah, Yogyakarta.